Rabu, 22 Agustus 2012
Sang Pemimpi Malam
Bentaran sinar di ufuk timur yang berujung di batas bawah langit
horison. Tanda satu hari telah berlalu masanya waktu itu, dunia rana
yang luas membentang di batas kelopak mataku, kian merekah walaupun
bertambah redup cahayanya. Dan sinar binar sang kejora di atas rumah
langit malamku. Pertanda seruan sang Khalik atas surga-Nya di bumi
pertiwi, tanpa adanya kecacatan ciptaan-Nya, tanpa pun tak terdengarnya
seruan kami atas karunia agung dirga raya. Asa, selalu terbang dengan
sayap putih yang tak berbintiknya ke alam surga, untuk menyampaikan
kabar kami di dunia ini kepada makhluk-makhluk di atas sana.
Terombang-ambing dalam kepercayaan yang selama masanya terpatri
dalam-dalam di jiwa kami. Yang mengandung jawaban pasti atas pertanyaan
tanpa batas kami. Dalam mimpi yang selalu terekam oleh fakta kehidupan
yang terpaut dalam lembaran takdir, jagad raya... Metafora impian kami,
kefanaan yang berujung waktu, tanpa kami dapat melihat sejauh mana dia
melesat... Sang Pemimpi Malam...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar